Zerowaste Mindset
Hai, teman positif...possitive in think, talk, and life. Termasuk positif dalam menyikapi isu booming Indonesia darurat sampah yang bukan isu lagi. Pasalnya, sampah yang kita ‘buang’ tiap harinya, diangkut oleh petugas kebersihan, dan musnah dari hadapan kita, nyatanya tidak betul – betul musnah. Melainkan hanya berpindah tempat dari rumah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Apakah mau selamanya begitu? Padahal kapasitas TPA kita amat sangat terbatas. Sedangkan pola hidup konsumtif manusia, tak pelak diikuti budaya nyampah. Siklus kehidupan yang semacam itu berlangsung setiap hari oleh ratusan juta jiwa. Walhasil, TPA kita tak mampu lagi menampung sampah – sampah kita alias overload.
Hai, teman positif...possitive in think, talk, and life. Termasuk positif dalam menyikapi isu booming Indonesia darurat sampah yang bukan isu lagi. Pasalnya, sampah yang kita ‘buang’ tiap harinya, diangkut oleh petugas kebersihan, dan musnah dari hadapan kita, nyatanya tidak betul – betul musnah. Melainkan hanya berpindah tempat dari rumah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Apakah mau selamanya begitu? Padahal kapasitas TPA kita amat sangat terbatas. Sedangkan pola hidup konsumtif manusia, tak pelak diikuti budaya nyampah. Siklus kehidupan yang semacam itu berlangsung setiap hari oleh ratusan juta jiwa. Walhasil, TPA kita tak mampu lagi menampung sampah – sampah kita alias overload.
Beruntung masih ada beberapa orang ataupun komunitas, juga pemerintah, menaruh perhatian besar akan hal ini. Hadir mengampanyekan gerakan hidup minim sampah atau zerowaste diberbagai kanal sosial media, sarasehan, kajian – kajian terbuka, maupun melalui keseharian yang menginspirasi sekitarnya untuk menerapkan gaya hidup minim sampah (zerowaste).
Zerowaste mindset, seperti yang saya dapat dari kajian bersama Dewi Indriyani atau akrab disapa Weddewi, pegiat zerowaste life, dapat dilakukan melalui tiga langkah taktis “Cegah, Pilah, Olah”.
Zerowaste mindset, seperti yang saya dapat dari kajian bersama Dewi Indriyani atau akrab disapa Weddewi, pegiat zerowaste life, dapat dilakukan melalui tiga langkah taktis “Cegah, Pilah, Olah”.
Cegah, Pilah, Olah |
1. Cegah
Cegah pemakaian plastik BIG4 dengan menyediakan kantong khusus belanjaan atau barang bawaan, membawa botol minum sendiri, kotak makan, sampai lap kain saat keluar rumah. Cegah pemakaian pospak dengan memilih clody atau diaper kain. Adapun pembalut wanita, bisa diganti dengan menspad, dan sejenisnya.
2. Pilah
Pilah sampah menurut jenisnya. Sampah yang dapat didaur ulang, seperti sampah B3, kardus, dan lain – lain bisa disalurkan dan diolah kembali. Adapun sampah yang tidak dapat didaur ulang, seperti plastik laminasi, plastik lembaran, kantong kresek, dapat dijadikan kreasi kekinian ataupun ecobrik.
3. Olah
Kalau sampah non organik dapat diolah menjadi barang – barang ecobrik, sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang banyak bermanfaat untuk bidang pertanian.
Tiga langkah diatas akan sangat berdampak pada produksi sampah dan menekan penumpukan sampah di TPA. Sebagai contoh, sampah tekstil, garment, atau konveksi, jika diolah dengan baik maka akan membantu mengurangi sampah kain perca.
Berangkat dari Kegalauan Mengolah Kain Perca
Kain sisa garment atau kain perca berpotensi menyumbangkan sampah. Sampah kain sulit atau bahkan tidak dapat diurai. Maka dari itu, diperlukan aksi taktis untuk mengatasi sampah garment ataupun konveksi ini.
Sadar akan hal itu, saya yang setahun terakhir melirik hobi baru didunia fashion merasa galau. Kegalauan saya makin menjadi mengingat lingkungan saya adalah lingkungan konveksi. Saya yang sedang belajar menekuni bidang jahit menjahit, beberapa kali mendapat kain perca dari industri fashion rumahan untuke media belajar menjahit.
Ada beberapa kain yang tidak begitu membuat pusing saya untuk mengolahnya kembali. Terutama kain – kain lebar. Saya menjahitnya menjadi baju kemeja suami, baju anak, atau baju saya sendiri. Namun ada juga beberapa kain berukuran tanggung sampai kecil yang sayang kalau dibuang begitu saja. Disitu saya merasa galau, akan diapakan kain – kain ini. Sampai akhirnya saya dikenalkan dengan salah seorang teman Mbak Weddewi, namanya Mbak Wydia, beliau adalah owner @farz_lovelyhome onlineshop yang menyediakan produk perlengkapan rumahtangga, seperti cover galon kekinian.
Cover Galon by Farz_lovelyhome |
Beliau berencana tidak lagi memakai plastik untuk kemasan dagangannya, dan beralih ke kantong kain. Gayung bersambut. Setelah melalui diskusi via watssap, Mbak Wyd pun mempercayakan kemasan barunya itu pada saya.
By Farz_lovelyhome |
Awalnya agak alot memang. “Mbak, saya mau kemasan saya begini dengan bahan kaya gini”, kata Mbak Wyd menyodorkan video singkat kepada saya.
“Baik Mbak...”, saya pun mulai hunting bahan yang dipesan Mbak Wyd.
“Ini Mbak, motif, warna, serta estimasi harganya”, kata saya. Ingat Mbak Wyd yang belum mau menaikan harga dagangannya, akhirnya saya kasih opsi.
Bagaimana kalau package barunya kita bikin dari kain perca saya saja. Deal....! Mbak Wyd satu frekuensi dengan saya untuk memanfaatkan kain perca yang ada. Dari awal yang diburu Mbak Wyd emang kain perca, atas kesadaran beliau akan lingkungan dan pola hidup zerowaste.
Kain Perca Menjadi Kantong Kain Bernilai Ekonomis
Menuju 100 kantong kain berukuran 25X25cm untuk Farz Olshop. Mulailah saya memotong satu demi satu kain perca berbagai macam bentuk menjadi satu ukuran sama. Setelah itu saya padupadan dan saya jahit. Karena dari kain sisa atau perca, maka hasilnya ya kantong – kantong kain berbagai macam warna dan motif. Tapi motif dan warna tak senada itu justru memunculkan keunikan tersendiri.
Kain Perca Menjadi Kantong Kain Bernilai Ekonomis
Menuju 100 kantong kain berukuran 25X25cm untuk Farz Olshop. Mulailah saya memotong satu demi satu kain perca berbagai macam bentuk menjadi satu ukuran sama. Setelah itu saya padupadan dan saya jahit. Karena dari kain sisa atau perca, maka hasilnya ya kantong – kantong kain berbagai macam warna dan motif. Tapi motif dan warna tak senada itu justru memunculkan keunikan tersendiri.
Kantong Kain Perca Motif Random |
Kain perca saya pun tidak berakhir ditempat pembuangan akhir. Bahkan kain – kain perca itu naik kelas menjadi kantong – kantong kain bernilai ekonomis.
Kantong Kain Perca Flowery |
Kantong Kain Perca Motif |
Setelah menyelesaikan kantong – kantong tadi, segera saya kirim ke Mbak Wyd. Setelah kuranglebih satu bulan setelahnya, Eh! Mbak Wyd minta saya bikin lagi kantong – kantong dari kain perca. Bersyukur dong, artinya kain perca yang saya sulap menjadi kantong disukai Mbak Wyd juga pelanggannya. Ya...walaupun masih banyak kurangnya sih, mengingat saya baru didunia jahit - menjahit.
by Farz_lovelyhome |
Saya percaya, Mbak Wyd hanya satu dari ribuan pedagang yang visioner. Sadar betapa pemakaian kantong plastik yang hanya sekian menit berdampak panjang pada bumi kita. Tak sebanding dengan proses pembuatannya yang harus menembus sekian dalam bumi mengambil kandunganya. So, kantong kain perca alternatif tepat buat kemas dagangan. Sehingga pemakaian kantong plastik dapat ditekan seminim mungkin.
Alternatif Baru Kemas Dagangan Minim Plastik dan Sampah
Pemakaian kantong kain sebagai alternatif baru kemas barang dagangan minim plastik, lebih – lebih yang memanfaatkan kain perca, memiliki beberapa keuntungan. Yaitu meminimalisir penggunaan plastik, mengurangi sampah garment dan konveksi, meningkatkan nilai ekonomis barang agar tidak berakhir di TPA, serta kantong kain bekas kemasan barang dapat dimanfaatkan kembali untuk menyimpan barang atau sebagai totebag (reusable).
Pemakaian kantong kain sebagai alternatif baru kemas barang dagangan minim plastik, lebih – lebih yang memanfaatkan kain perca, memiliki beberapa keuntungan. Yaitu meminimalisir penggunaan plastik, mengurangi sampah garment dan konveksi, meningkatkan nilai ekonomis barang agar tidak berakhir di TPA, serta kantong kain bekas kemasan barang dapat dimanfaatkan kembali untuk menyimpan barang atau sebagai totebag (reusable).
Packaging Reusable Customer Suka (By Farz_lovelyhome) |
Itulah kenapa kantong kain menjadi alternatif baru yang tepat untuk mengemas dagangan pengganti plastik. Kemasan dagangan pun jadi antimindstream dan menjadi nilai plus bagi produk kita dimata pelanggan.
Packaging Unik Bernilai Plus (By Farz_lovelyhome) |
Cerita saya soal Mbak Wydia, pedagang sadar lingkungan tadi saya harap dapat menginspirasi teman – teman positif semua yang juga menekuni dunia dagang, ya. Langkah kecil, tapi berarti besar. Sudah saatnya kita bekerja untuk bumi. Kalau bukan kita yang menjaga bumi, lalu siapa lagi?!.
Ide yang bagus kak, kreatif
BalasHapusHanya sharing, mom. Tapi kalau bisa diambil manfaat dari sini, saya senang. Alhamdulillah.☺
Hapus