Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), secara ilmiah mastitis terjadi diawali dengan peningkatan tekanan didalam duktus (saluran ASI atau saluran laktiferus) akibat statisnya ASI. Bila tidak segera dikeluarkan, maka ASI yang tidak mengalir akan memicu terjadinya tegangan dan pembengkakan alveoli.
Akibatnya sel epitel yang memroduksi ASI menjadi tertekan dan meningkatkan permeabilitas jaringan ikat, memicu respons imun secara otomatis. Sebab beberapa komponen terutama protein kekebalan tubuh dan natrium dari plasma akan masuk kedalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar sel. Tak hanya itu, ASI yang statis dapat memicu inflamasi, merusak jaringan yang memudahkan terjadinya infeksi.
Inflamasi pada Payudara |
Infeksi itu disebabkan oleh kuman yang masuk melalui duktus laktiferus ke lobus sekresi, melalui puting retak kekelenjar limfe sekitar duktus (periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme kuman yang sering masuk ini adalah staphyloccocus aureus, escherecia coli dan streptococcus.
Demikian pentingnya perah ASI secara rutin saat fase menyusui ya, ma. Sehingga dari sana mastitis dapat menjangkit. Lebih ngeri lagi, ada pula mastitis tuberkulosis yang menyebabkan bayi kita berpotensi menderita tuberkulosa tonsil. Mastitis tuberkulosis ini mencapai 1% pada daerah endemis tuberkulosa. Maka untuk menghindari mastitis, yuk simak 3 cara kosongkan ASI berikut.
1. Breastpump
Susui langsung atau tawarkan dulu payudara yang berpotensi menjadi mastitis, sebelum payudara sehat. Atau perah payudara dengan tangan (pumping). Penting belajar perah tangan untuk berbagai kondisi. Saat pumping, usahakan memakai teknik RPS dahulu. RPS (reverse pressure softening) adalah teknik untuk melunakkan bagian areola dan duktus laktiferus dibelakang puting untuk melancarkan keluarnya ASI. Namun terkadang, saat sedang mengalami mastitis, engorgement, atau clogged duct, mengosongkan payudara dengan teknik breastpump justru memperparah kondisi. Nah, pencegahannya ialah dengan teknik RPS ini sebelum memerah ASI baik dengan tangan ataupun alat. Teknik RPS dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.
Cara 1, dengan 3 jari kanan kiri lakukan tekanan kearah dalam, lalu jari bergeser kearah lain. Usahakan semua titik melingkar sekitar puting. Mama bisa meminta bantuan pasangan, memeluk dari belakang, ditekan seperti pada gambar.
Cara 1 RPS |
Cara 2, psoisikan 2 atau 3 jari lurus ditiap sisi puting dengan gerakang menikung mengikuti lipatan jari. Tekan, geser atau pindah seperempat putaran, ulangi sampai seluruh bagian ingkaran puting.
Cara 2 RPS |
Cara 3, gunakan dua jempol di area areola seperti pada gambar. Sehingga pangkalan ibu jari menjadi sejarar dengan puting. Tekan, geser seperempat putaran, ulangi sampai rata pada seluruh bagian lingkaran puting.
Cara 3 RPS |
2. Deeper Lacth
Susui bayi dengan berbagai teknik sampai ketemu posisi pelekatan yang pas dan nyaman. Bayi bisa menyusu lebih dalam (deeper lacth). Salahsatunya dengan teknik laid back feeding. Yaitu ibu menyusui bayi dengan posisi ibu terlentang, berbaring, atau setengah terlentang dengan dibantu (diganjal) dua bantal pada kepala dan punggung. Bayi diletakkan pada 4 posisi. Teknik ini butuh bantuan orang terdekat pada awal memosisikan, namun efektif dan ibu relatif rileks. Awasi posisi hidup bayi agar tidak ketutup, dan tetap tetang.
Teknik Laid Back Feeding |
3. Perbaiki Pelekatan Menyusui
Memperbaiki pelekatan menyusui, dapat dilakukan dengan cara ini.
Breast sandwich, saat mulut bayi sudah siap membuka lebar, posisikan ibu jari pada jam 12 dan jari lainnya di jam 6, seperti membentum huruf C sembari ditekan dan kedua jari bertemu (seperti pegang sandwich atau burger).
Breast Sandwich (Kanan Bawah) |
Nipple Tilting, dekatkan puting dengan mulut bayi namun diangkat sedikit diatas mulutnya. Berikan stimulus, misal disentuhkan ke pinggir atas mulut bayi. Sehingga aroma khas payudara terhirup dan gerakan dapat disentuh. Ini akan menimbulkan refleks bayi untuk membuka mulut lebar – lebar. Saat ia membuka lebar mulutnya, mama langsung memasukan puting ke mulutnya.
Posting Komentar
Posting Komentar