www.wawarafsanjani.com |
“Bu, mau baca ini...!”, kedua tangannya menyodorkan buku kuning bertajuk “Curious George”.
Itulah buku fabel pertamanya. Putriku, Widad, ia kerap kali mengajak membaca buku bersama. Meski baru bisa membaca satu sampai dua suku kata, itupun mengeja. Ia hanya membaca dari gambar.
Lalu, bagaimana ia bisa mempunyai inisiatif sendiri untuk membaca buku?, bagaimana ia kenal dengan buku?. Saya dan Ayahnya bahkan bukan orang pertama yang mengenalkannya pada kumpulan lembaran bait dan kata berjudul itu.
Bunda Heni, yah...bisa dibilang, beliaulah yang berjasa mengenalkan Widad dengan buku. Bunda Heni adalah istri seorang spiritual motivator dan juga penulis buku, Ustadz Rahmat Abu Bakar. Beliau Guru suami dan saya. Suatu hari beliau memberikan sebuah tentengan besar dikantong merah pada suami saya.
“Ini buat Widad”, terang beliau pada suami.
Sampai dirumah, kami buka bersama tentengan besar itu. Senang dan takjub, isinya buku – buku bermacam warna dan jenis. Rupanya itu adalah buku Mas Rosyad, anang bungsu Bunda yang tengah duduk di bangku SD kala itu.
Alhamdulillah...karena buku – bukunya bagus dan ada yang cocok dengan Widad, rencana membeli buku untuk Widad pun saya tunda. Berbekal buku - buku dari Bunda Heni. Inilah cara dan pengalaman saya menumbuhkan minat baca anak.
Pengalaman Menumbuhkan Minat Baca Anak
Pertama, saya mulai memilah mana saja buku yang akan saya berikan pada Widad di usianya (lebih kurang) 2 tahun. Sedang sebagian lagi berupa majalah saya simpan.
Hari itu, kali pertama saya berikan buku padanya. Saya paham bahwa ia tidak akan menyukai buku itu at first time. Widad belum memahami betul apa makna dan fungsi buku seperti saya orang dewasa. Ia hanya mencoret – coret sedang bagian lainnya koyak.
Ya...sudahlah. Saya memahami namun tidak menyerah. Hari – hari berikutnya, buku harus tetap menjadi “santapannya”, tekad saya.
Ya...sudahlah. Saya memahami namun tidak menyerah. Hari – hari berikutnya, buku harus tetap menjadi “santapannya”, tekad saya.
Kedua, pelan – pelan saya memberi pengertian apa makna dan fungsi buku, bagaimana cara menggunakannya. Saya menjadi guidenya, ia siap menjelajah buku. Halaman demi halaman saya buka untuknya.
Ketiga, saya tujukkan bagian – bagian menarik dari buku itu. Gambar yang berwarna – warni, tokoh – tokoh binatang, agar menarik minatnya. Kali ini ia banyak fokus pada gambar. Namun ia mulai paham bagaimana merawat buku – bukunya.
Keempat, hari – hari berikutnya, saya mulai mencoba membacakan bait demi bait dalam buku. Seperti halnya mendongeng. Saya berusaha agar apa yang saya baca ini menarik, bisa ia pahami, dan tidak membosankan. Ganti –ganti suara untuk tokoh berbeda.
Tentu, itu menjadi hal baru dan Widad menyukainya. Terkadang, haha....saya tertawa geli saat ia memotong cerita dengan berbagai pertanyaannya. Dalam benak saya, “kapan mau selesai...kalau kamu bertanya terus Widad...!”. Kali ini Ibu yang bosan. Sesekali ialah yang membuka lembar demi lembar sendiri.
Timbul rasa syukur dalam hati bahwa Widad sudah sampai di tahap ini. Minat bacanya mulai tumbuh. Tugas saya untuk selalu memupuk minatnya pada dunia literasi itu.
Mengikuti perkembangan dan usia Widad, saya mulai mengalihfungsikan buku, memanfaatkan buku sebagai media belajarnya. Ia telah mengenal huruf dan angka, maka sebelum membuka buku, selalu kami sempatkan membaca judul di sampul buku. Widad jadi semakin familiar dengan abjad - abjad, satu sampai dua suku kata dapat diejanya.
Hari demi hari berlalu, tak terasa... buku – buku dari Bunda Heni yang dulu, telah purna kita tamatkan. Terimakasih Bunda...buku – buku Bunda sungguh bermanfaat.
Untuk menambah bahan bacaan Widad yang kian habis ditamatkan, Ayah membelikan satu buku “Kisah para Nabi”. Kini pun sudah kita tamatkan. Belakangan, saya kembali membelikan buku paket belajar sesuai usia. Buku itu sengaja saya beli untuk fokus meningkatkan keterampilan membaca berikut tulis dan hitung lengkap dengan sticker penilaian. Ini untuk menyeimbangkan antara minat bacanya yang kian tinggi dengan keterampilan baca yang belum mumpuni.
www.wawarafsanjani.com |
www.wawarafsanjani.com |
Buku – buku majalah yang dulu saya simpan, satu persatu saya keluarkan. Saya tetap mengajak Widad membacanya. Disana ada berbagai macam cerita dikemas dengan ceria, khas bocah. Sebagian lagi berisi sains. Semua kami "lahap". Widad jadi tahu soal daun talas, kerajaan kupu – kupu di taman nasional Bantimurung Sulawesi Selatan, hotel cangkang siput untuk penanggulangan bencana internasional, telur terapung di air garam, bakteri salmonela, dan banyak lagi. Widad sendiri, ia selalu menunjuk daun talas disepanjang tepi jalan setiap Ibu dan Ayah mengajaknya Otewe.
Demikianlah pengalaman dan caraku dalam menumbuhkan minat baca anak secara bertahap. Jelang 4 tahun usianya, tepatnya di 30 Juni nanti, Widad telah menunjukkan minat yang positif pada baca. Sekarang, saat kami membaca buku, Widad lah yang banyak bercerita. Sementara Ibu lebih banyak mendengarkan.
Manfaat Membaca Buku untuk Si Kecil
Dari aktifitas membaca yang kami bangun, saya merasakan banya sekali manfaat untuk tumbuhkembang Widad sampai usianya kini.
1. Merangsang dan mengaktifkan panca indera
2. Melatih saraf sensorik dan motorik
3. Membangun kecerdasan bahasa
4. Menumbuhkan kecerdasan Inter dan interapersonal
5. Merangsang daya imajinasi
6. Meningkatkan bonding dengan orangtua
7. Melatih keterampilan bahasa dan komunikasi
8. Membangun dan menguatkan karakter
9. Menanamkan nilai – nilai positif
10. Mengenal warna
11. Mengenal binatang
12. Menambah wawasan, dan lain – lain.
Tantangan dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak di Era Digital
Menumbuhkan minat baca anak dan meningkatkan keterampilan bacanya, bukan tanpa kendala dalam prosesnya. Kendala itu berupa gadget salahsatunya. Widad yang generasi Z atau generasi alpha, hidup berdampingan dengan teknologi digital memang sudah eranya.
Mereka bahkan disebut – sebut sebagai global citizen. Generasi yang mudah mendapatkan informasi hanya berbekal internet dan teknologi tanpa terbatas geografis. Ciri paling mendasar generasi alpha ialah mampu memanfaatkan teknologi dengan benar. Oleh sebab itu, mendidik generasi alhpa sesuai zamannya adalah tantangan tersendiri kita orangtua.
Seperti kata salah seorang sahabat Rasul, Sayyidina Ali bin Abi Thalib r. a., “Didiklah anakmu sesuai zamannya, sebab ia hidup bukan di zamanmu”.
Bagaimana dengan menumbuhkan minat baca anak sendiri di era digital ini?. Menurut saya, salahsatu kuncinya adalah “integrasi digital dengan media baca”.
Seperti kebanyakan anak zaman now, Widad termasuk susah berpaling dari gadget. “Pinjam HP (handphone), boleh...?”. Kalimat itu seringkali ia lontarkan manakala saya atau ayahnya baru memegang HP.
“Boleh...nonton yang ada pelajarannya!”, jawaban andalan saya.
Suatu hari, saya tunjukkan aplikasi let’s read. Aplikasi perpustakaan digitasl berisi cerita. Rasa – rasanya, inilah yang saya butuhkan. Aplikasi yang mengintegrasikan digital dengan media pembelajaran. Saya pikir ini akan membantu misi saya dalam menumbuhkan minat baca anak saya.
Pilih Buku Bacaan di Let's Read (Doc. Pribadi) |
Antusias, Widad mulai memilih buku cerita bergambar dari let’s read. Tak ragu, ia memilih judul “Tiny Melompat” yang telah saya set berbahasa Indonesia. Saya membacakan untuknya, ia menyimak dan mengamati slide gambar dengan seksama. Sampai dibagian terakhir, tamat....jarinya bergegas menjelajah judul lainnya. Kali ini ia penasaran dengan “Hi Makaw”.
Klik "Baca"! (Doc. Pribadi) |
Yeay, Asik...Bukunya Bergambar (Doc. Pribadi) |
Manfaat Let's Read Aplikasi Perpustakaan Digital
Saya rasakan, banyak manfaat dari aplikasi perpustakaan digital seperti let’s read, utamanya ditengah pandemi seperti sekarang ini.
1. Let’s read memuat buku variatif, biasa sampai unggulan
2. Integrasi antara teknologi digital dengan media belajar (media baca)
3. Praktis dan mudah dibawa kemana – mana
4. Ekonomis
5. Hemat waktu, biaya, dan tenaga
6. Sesuai kebutuhan generasi alpha
7. Bisa di download atau dibaca langsung
8. Gambarnya jelas, loading cepat
9. Melatih anak untuk bijak berteknologi
10. Filtrasi tontonan anak menuju tontonan sehat dan bermanfaat
11. Let's read mudah digunakan
11. Let's read mudah digunakan
Salah satu travel wish list saya saat pandemi pergi nanti, saya ingin mengajak Widad berwisata pustakaloka ke PERPUSDA Bogor. Saya pikir sudah saatnya saya mengenalkan Widad dengan Perpustakaan, di saat usianya sudah menginjak usia sekolah. Namun apa daya. Sebagai gantinya saya telah mendowloadkan aplikasi let’s read untuknya. Tanpa keluar rumah pun, Widad tetap bisa menjelajah buku – buku cerita kesukaannya, Alhamdulillah...😇
Bagaimana dengan mama?, adakah yang senasib dengan saya. I feel you, ma. Alih – alih #DiRumahAja, jangan sampai minat baca anak mati begitu saja. Saran saya, mending download aplikasi let’s read saja, ma. Menumbuhkan dan memupuk minat baca anak dengan cara yang menyenangkan. Bermain gadget jadi makin terarah dan berfaedah...😍
Disclaimer : Blog ini diikutsertakan dalam lomba blog "Pengalaman Pribadiku dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak" oleh Let's Read X BPN.
Pictures : Dokumentasi Pribadi dan Aplikasi Let's Read
Disclaimer : Blog ini diikutsertakan dalam lomba blog "Pengalaman Pribadiku dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak" oleh Let's Read X BPN.
Pictures : Dokumentasi Pribadi dan Aplikasi Let's Read
aku juga suka pake aplikasi haha
BalasHapusYes, kaka Amy yang generasi alpha agaknya juga udh akrab dan mahir berdigital ria ya, mom🤗😍
HapusWidad menggemaskan banget hihi..Alhamdulillah, orang tua tidak kesulitan lagi cari buku berkualitas untuk anak ya berkat aplikasi ini
BalasHapusMakasih...mbak🤗😍
BalasHapusIya, Alhamdulillah...beli buku bisa ditunda, uang bisa dialihkan untuk kebutuhan masuk sekulah...🤗🤗